Salah satu fokus pembangunan manusia Indonesia adalah cita-cita besar Indonesia Emas 2045. Konsep ini berasal dari sebuah realitas, bahwa Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Sebuah kesempatan emas, dimana jumlah penduduk usia produktif akan dominan menghuni negeri ini. Ketika itu terjadi, diharapkan Indonesia sudah masuk menjadi negara maju, modern, unggul, dan mampu memiliki daya saing dalam kehidupan global.
Dalam mencapai misi besar itu, maka dapat dimulai dari bagaimana membudayakan karakter positif dalam kehidupan anak Indonesia. Penguatan pendidikan karakter dirasakan penting, sebab banyak negara besar di Asia dan Eropa terbukti maju dari segi sumber daya manusia, termasuk kekuataan IPTEKnya. Dengan karakter hebat, maka kita percaya akan lahir semakin banyak manusia berintegritas, disiplin, bermoral, sehat, cerdas, kreatif, mandiri dan jadi pribadi yang bermanfaat.
Pembangunan dan pendidikan karakter, harus dimulai dari tiga konsep dasar, yaitu dimulai dari diri sendiri, dari hal yang kecil dan dimulai sekarang juga. Ajaran karakter dari KH Abdullah Gymnastiar ini sangat positif, dan bisa menjadi pedoman anak Indonesia. Disiplin diri dapat dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Anak perlu mendapatkan panduan dari kedua orang tua, guru dan sosok tokoh masyarakat sehingga mereka tidak kehilangan role model dan keteladanan terbaik dalam kehidupannya.
Membudayakan karakter positif, pemerintah kemudian menggagas tujuh kebiasaan anak Indonesia Hebat. Dimulai dari membiasakan bangun pagi, sebab pagi menjanjikan harapan, perbaikan, kesempatan, peluang, dan posisi terbaik dalam memulai kehidupan. Bangun di pagi hari, bersama kokok ayam jantan dan hangatnya mentari mendorong anak-anak Indonesia akan semangat dalam memulai aktivitas kehidupannya. Mereka yang bangun pagi juga cenderung memiliki motivasi tinggi dalam mencipta dan mengkaryakan masa depan dalam kehidupannya.
Setelah bangun pagi, jangan lupakan beribadah, sebab anak Indonesia hidup dalam lingkungan yang beragama. Ibadah adalah praktek baik dan jiwa utama dalam menegakkan nilai Pancasila dalam kehidupan anak Indonesia. Siapa mengenal TuhanNya, maka akan mengenal dirinya, ketika sudah mengenal TuhanNya, anak Indonesia harus taat ajaran agamanya dan terjaga tindakan baik buruknya dalam kesehariannya. Pentingnya ibadah juga membudayakan kedekatan seorang anak Indonesia dengan Tuhan, yang perlu dikembangkan sejak usia dini.
Dalam tubuh yang sehat, ada jiwa yang kuat, jika ingin sehat mulai rutin dan rajin olahraga. Olahraga mengajarkan anak Indonesia disiplin dalam menjaga kesehatan fisiknya. Membiasakan budaya olahraga dalam hidup membuat konsentrasi dalam belajar, serta sehat secara fisik dan mental. Apalagi jika olahraganya berkelompok, dukungan sosial akan membuat budaya berolahraga semakin diminati setiap anak Indonesia. Semakin sering olahraga juga membentuk budaya disiplin, terutama disiplin dan komitmen diri untuk olahraga minimal seminggu sekali.
Salah satu cara membuat pikiran konsentrasi dalam belajar adalah membiasakan makan sehat dan bergizi. Tahun 2025, pemerintah Indonesia memprogramkan makan bergizi gratis untuk anak usia sekolah. Ini sangat baik, sebab masih banyak ditemukan peserta didik yang tidak sarapan sebelum berangkat sekolah. Padahal sarapan selain membuat perut kenyang, memiliki banyak dampak positif, seperti meningkatkan kesehatan fisik dan konsentrasi saat menjalani proses belajar mengajar di sekolah.
Gemar belajar sudah seharusnya menjadi budaya yang disiplin dalam keseharian anak Indonesia. Negara maju menjadi sukses menguasai teknologi dan kehidupan dunia secara global, sebab anak usia sekolah senang belajar. Belajar dapat dimulai dari membiasakan literasi dan numerasi dalam berbagai kesempatan di rumah, sekolah dan masyarakat. Menyenangi belajar khususnya literasi dan numerasi akan membuat anak Indonesia kelak dapat bersaing dalam pergaulan dunia secara global.
Kita ini makhluk sosial, maka setiap anak Indonesia perlu dibiasakan disiplin dengan aktif dalam masyarakat. Mereka dapat belajar banyak hal positif kepada teman bermain, sehingga pergaulan anak sangat penting diperhatikan orang tua. Kepada siapa anak bergaul, main apa, jam berapa, dimana, dan hal lainnya akan berdampak kepada anak merasa mempunyai banyak teman. Bergaul di masyarakat akan mendidik anak buat disiplin dalam bergaul dan menciptakan aura positif dalam tumbuh kembangnya kelak.
Tidur cepat khususnya usia anak sekolah dapat menjadi budaya yang hebat. Sebab usia anak memiliki jam tidur yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Selain membentuk anak budaya sehat dan kuat, nilai kedisiplinan juga terkandung dalam budaya tidur cepat. Bagaimanapun anak harus mendapatkan pengarahan mengenai waktu bermain, belajar dan tidur cepat (istirahat). Semakin terbiasakan tidur cepat, anak akan terbudayakan jam biologisnya sehingga mampu melakukan manajemen waktu dalam kehidupannya secara maksimal.
Oleh : Inggar Saputra
Peneliti Indonesia Lebih Baik (ILB)
No responses yet